13 Mei 2011

Manusia Biasa

aku hanya manusia biasa yang bisa rapuh
aku hanya manusia biasa yang bisa berbuat dosa
aku hanya manusia biasa yang bisa jatuh
aku hanya manusia biasa yang mudah merana

yah aku hanya seorang muslim yang baru belajar Islam yang kaffah
tapi aku sering merasakan terjatuh, meski hanya karena sebuah kerikil
sungguh aku bukanlah muslim yang terbaik di mata siapapun
sungguh aku banyak berbuat dosa dan khilaf

tapi demi asma MU yang Maha Pemaaf
aku berusaha kembali bangkit dari setiap kelalaianku
berusaha tegak kembali dari setiap jatuhku
berusaha meraih kembali tujuan abadi ku

jika kau temui aku tengah jatuh
tolonglah kau bantu aku wahai saudaraku
jangan biarkan aku terperosok jika kau tahu didepanku ada lubang
ingatkan aku bila dalam perjalananku ada ranjau-ranjau

luruskan aku bila aku telah melenceng dari rel Nya
bersihkan aku jika kau lihat aku kotor
sirami aku dengan air jika aku terlihat kering
sungguh aku hanya manusia biasa yang membutuhkan bantuanmu wahai saudaraku

janganlah kau sungkan padaku, berfikir aku seorang yang kuat
aku hanyalah manusia biasa yang penuh dengan kelemahan
dan kau tahu itu, jadi jangan leraikan persaudaraan ini

bila aku terlihat menjauh darimu
ajak aku untuk bersama meniti jalan Illahi
saudaraku aku hanya manusia biasa
jangan berharap berlebihan padaku
sebab akupun tak berharap berlebihan padamu

cukup Allah sebagai penolongku
tapi pertolongan Allah membutuhkan perantaraanmu wahai saudaraku
jadi jangan tinggalkan aku
sebab aku hanya manusia biasa yang membutuhkan persaudaraan mu.

source:http://aisyahragil.multiply.com/journal/item/10/aku_hanya_manusia_biasa

Bersabarlah kak..

Kak, bersabarlah…
Sepahit apapun getir kehidupan yang kau rasa
Sesakit apapun luka yang kau derita
Sesusah apapun jalan yang kau telusuri
Tegarlah, seperti karang di lautan yang tak tergoyahkan riak gelombang

Kak, bersabarlah…
Kami disini, disampingmu kan menghapus air matamu
Kami disini, menemanimu mengusir sepimu
Kami disini, senantiasa menjaga bintang-bintangmu
Kami disini, selalu menjadi dermaga jiwamu

Kak, bersabarlah…
Perpisahan ini bukanlah akhir dari segalanya
Tapi awal perjalanan kakak tuk merangkai cerita baru
Kesedihan bukanlah gundukan tanah yang akan mengubur hatimu
Tapi perkasa langit yang akan menjunjung hatimu

Kak, bersabarlah…
Tak perlu kakak takut
Cengkramlah congkaknya mataharimu dalam genggaman teduhnya rembulanmu
Meski bintang-bintangmu telah terkoyak bersama luka deritamu
Kelak, dirinya kan bersujud menangis tak bisa mengurai air matanya

Kak, bersabarlah…
Tak perlu kakak risau
Yakinlah, suatu ketika akan kau temukan bersama takdirnya Tuhan
Dalam dekapan kedamaian dan cinta kasihNYA.. 

by. m1k4h

Ambilah

Ambilah waktu untuk berpikir, itu adalah sumber kekuatan,
Ambilah waktu untuk berdo’a, itu adalah sumber ketenangan,
Ambilah waktu untuk berilmu, itu adalah sumber keagungan, 
Ambilah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan, 
Ambilah waktu untuk bersahabat,itu adalah sumber kebahagiaan,
Ambilah waktu untuk bekerja,itu adalah sumber keberhasilan, 
Ambilah waktu untuk memberi, itu membuat hidup terasa berarti, 
Ambilah waktu untuk berbakti, itu adalah jalan menuju syurga..

11 Mei 2011

Indahnya Bersaudara

Dua orang bersaudara bekerja bersama menggarap ladang milik keluarga mereka. Yang seorang, si kakak, telah menikah, dan memiliki keluarga yang cukup besar. Si adik masih lajang, dan berencana tidak menikah. Ketika musim panen tiba, mereka selalu membagi hasil sama rata. Selalu begitu.

Pada suatu hari, si adik yang masih lajang itu berpikir, "Tidak adil jika kami membagi rata semua hasil yang kami peroleh. Aku masih lajang dan kebutuhanku hanya sedikit." Maka, demi si kakak, setiap malam, dia akan mengambil sekarung padi miliknya, dan dengan diam-diam, meletakkan karung itu di lumbung milik kakaknya. Sekarung itu ia anggap cukuplah untuk mengurangi beban si kakak dan keluarganya. 

Sementara itu, si kakak yang telah menikah pun merasa gelisah akan nasib adiknya. Ia berpikir, "Tidak adil jika kami selalu membagi rata semua hasil yang kami peroleh. Aku punya istri dan anak-anak yang akan mampu merawatku kelak ketika tua. Sedangkan adikku, tak punya siapa-siapa, tak akan ada yang peduli jika nanti dia tua dan miskin. Ia berhak mendapatkan hasil lebih daripada aku." 

Karena itu, setiap malam, secara diam-diam, ia pun mengambil sekarung padi dari lumbungnya, dan memasukkan ke lumbung mulik adik satu-satunya itu. Ia berharap, satu karung itu dapatlah mengurangi beban adiknya, kelak. 

Begitulah, selama bertahun-tahun kedua bersaudara itu saling menyimpan rahasia. Sementara padi di lumbung keduanya tak pernah berubah jumlah. Sampai..., suatu malam, keduanya bertemu, ketika sedang memindahkan satu karung ke masing-masing lumbung saudaranya. Di saat itulah mereka sadar, dan saling menangis, berpelukan. Mereka tahu, dalam diam, ada cinta yang sangat dalam yang selama ini menjaga persaudaraan mereka. Ada harta, yang justru menjadi perekat cinta, bukan perusak. Demikianlah jika bersaudara.

(Sumber: Anonim)

08 Mei 2011